Tuesday 17 June 2014

Chapter 1 Part 4

cerita sebelumnya....




Saat aku masih kebingungan dengan apa yang terjadi, lelaki asing itu tiba-tiba berdiri dan tanpa kata-kata ia langsung pergi. Bukan kembali ketempatnya semula tetapi langsung menuju kasir dan kemudian beranjak keluar dari kafe, seakan tak peduli pada hujan yang menderas.
“Kamu mengenalnya?”
Pertanyaan Laila seolah menyadarkanku dari situasi aneh tadi.
“Nggak, kamu?”
Sorot mata Laila menyiratkan keraguan, entah ragu akan jawabanku atau ragu untuk menjawab pertanyaanku. Namun yang ada kemudian Laila hanya diam dan sorot matanya kembali seperti saat ia datang tadi, sendu. Dan kemudian sekali lagi ia menangis.
“Shhh… sudah… sudah…” Aku tak lagi dapat memilih kata apa yang ingin aku utarakan. Karena dikepalaku kini penuh tanda tanya. Siapa lelaki tadi? Mengapa Laila menangis? Mengapa mereka seakan saling kenal, bahkan saling benci?
Laila masih berusaha meredakan tangisnya dan aku yang masih saja bingung dengan apa yang terjadi hanya dapat membelai rambutnya dan mengedarkan pandanganku kesekeliling kafe. Aku hanya dapat melempar senyum saat sadar bahwa semua yang ada di kafe tengah mencuri pandang pada kami. Namun kemudian senyumku memudar saat aku menatap keluar, lelaki itu tengah berdiri di seberang kafe, menatap kami.
Keberadaan lelaki itu membuatku secara spontan langsung bertanya pada Laila, “kamu mengenal laki-laki tadi La?”
Laila mengangkat wajahnya, jejak air mata masih membekas digurat wajahnya. Emosi Laila seakan mudah sekali berubah hari ini, ia tiba-tiba menatapku tajam. Dan dengan nada yang meninggi ia berkata, “harusnya aku yang bertanya, apa benar kamu tak mengenal laki-laki itu?”
Pertanyaan Laila yang menunjukkan bahwa ia tak percaya pada jawabanku sebelumnya sedikit menyulut emosiku, tetapi aku yang mengenal Laila tak ingin terpancing. “La, aku tadi hanya ingin berteduh di sini, kemudian laki-laki itu datang dan tiba-tiba ia ingin duduk bersamaku. Bahkan namanya saja aku tidak tahu.” Jawabku panjang lebar berusaha meyakinkan Laila. Karena Laila hanya diam saja tak menanggapi jawabanku, aku beranikan diri untuk sekali lagi bertanya, “kamu, kenal laki-laki itu La?”
“Aku benci dia!” 
Jawaban Laila membuatku terhenyak, tak habis pikir bahwa kalimat itu begitu lugas keluar dari mulutnya. Aku seakan tak mengenali Laila yang tengah duduk dihadapanku.


bersambung....


created by Inge @ Bacaan Inge

1 comment:

  1. ah, aku kurang dapet pas adegan cowoknya pergi. kurang dramatis kali ya :P

    ReplyDelete